Cara Kanker Serviks Dengan Hidup Sehat Sejak Dini

cara mencegah kanker serviks

Kanker Tidak Memilih Kepada Siapa Dia Ingin Menghampiri.
- Rima Melati- Aktris, Breast Cancer Survivor

Kalimat itu menohok saya saat menghadiri Talkshow Tolak Kanker Serviks dan Payudara yang menampilkan narasumber cantik, Ibu Rima Melati, seorang aktris papan atas sekaligus breast cancer survivor. Kanker, terutama kanker payudara dan kanker serviks termasuk penyakit yang paling ditakuti kaum perempuan. Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menyatakan kalau kasus kanker payudara menduduki peringkat nomor 1 di Indonesia, sementara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, kanker serviks menempati peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling banyak ditemui setelah kanker payudara.


Setiap tahunnya, ada sekitar 40.000 kasus baru kanker serviks yang terdeteksi pada perempuan Indonesia. Ditambah data dari WHO bahwa pada tahun 2014 terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian pada penduduk wanita di dunia akibat penyakit kanker. Sebesar 10,3 persennya di akibatkan kanker serviks. Kalau kanker payudara disebabkan oleh faktor genetika yang kemudian dipicu oleh gaya hidup tidak sehat, maka penyebab kanker serviks biasanya karena virus yang bisa menyerang siapa saja walau tidak memiliki riwayat keluarga penderita kanker.



Apa sih Kanker Serviks itu? 

Kanker serviks muncul pada leher rahim wanita yang berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina, meski semua wanita berisiko menderita kanker serviks. tapi penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual. 

Kebanyakan kasus kanker serviks disebabkan virus human papillomavirus (HPV). Beberapa jenis virus HPV tidak berbahaya, tapi sebagian jenis HPV ada yang mampu mengganggu sel-sel leher rahim untuk bisa berfungsi normal dan akhirnya memicu kanker serviks.

Dua jenis virus HPV yang paling berbahaya, yaitu HPV 16 dan HPV 18, adalah penyebab 70 persen kasus kanker serviks.  HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks, pemakaian pakaian dalam secara bergantian, dan penggunaan toilet umum. Nah looh.. mulai sekarang hati-hati saat pakai toilet umum yaa..

Saat terinfeksi HPV, sistem kekebalan tubuh wanita yang sehat akan mencegah virus untuk melukai rahim, tapi pada sebagian wanita dengan daya tahan tubuh tidak sehat atau yang memiliki gaya hidup buruk, virus HPV bisa bertahan selama bertahun-tahun kemudian mengakibatkan sel-sel yang berada di permukaan leher rahim berubah menjadi sel kanker.

Pada tahap awal, infeksi virus HPV tidak memiliki gejala, karenanya banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita kanker serviks. Karena itu pada wanita usia produktif sangat perlu melakukan screening rutin untuk mendeteksi kanker serviks.

Screening tersebut dikenal dengan sebutan sebutan pap smear atau tes smear. Caranya dengan mengambil sampel sel dari leher rahim kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi apakah ada sel-sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker. Tanpa pap smear rutin biasanya perempuan akan terlambat mengetahui bahwa dirinya telah tertular virus HPV dan baru sadar setelah mendapati beberapa gejala umum penderita kanker serviks adalah:
  1. Perdarahan yang tidak wajar dari vagina. Misalnya perdarahan saat tidak sedang haid, siklus menstruasi lebih panjang, perdarahan setelah atau saat berhubungan seks, setelah menopause, setelah buang air besar, atau setelah pemeriksaan panggul.
  2. Siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
  3. Nyeri pada panggul (di perut bagian bawah).
  4. Nyeri saat intercourse.
  5. Nyeri di pinggang (punggung bawah) atau kaki.
  6. Badan lemas dan mudah lelah.
  7. Berat badan menurun padahal tidak sedang diet.
  8. Kehilangan nafsu makan.
  9. Keluar cairan dari daerah kewanitaan yang tidak normal seperti berbau menyengat atau disertai darah.
  10. Salah satu kaki membengkak.

 Duuh.. jangan sampai kita terlambat menyadari gejalanya ya.. karena itu jangan takut untuk pap smear. Sudah bukan rahasia lagi kalau kebanyakan perempuan merasa takut, canggung, atau risih saat harus melakukan pap smear, padahal prosesnya cuma sebentar dan nggak menyakitkan kok. Saya sendiri rutin pap smear sejak tahun 2014 sambil memeriksakan IUD saya.

 Nah, selain rutin pap smear ada hal lain lagi yang harus kita lakukan demi mencegah terinfeksi HPV, misalnya membentuk pola hidup sehat seperti rutin berolahraga, makan banyak sayur dan buah, menjauhi junk food, menjaga kebersihan tubuh terutama organ intim dengan rajin mengganti pakaian dalam dan memilih pembalut yang tepat saat sedang menstruasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkomentar dengan baik ya temans, maaf sementara saya moderasi dulu :)