"Sudah difoto belum Bun?"
Belakangan anak-anak saya punya template question seperti diatas setiap kami sedang makan di luar. Pasti karena mereka terlalu sering melihat saya memfoto hidangan kami sebelum disantap, wkwkwk maafkan ibukmu ini ya anak-anak, bukannya ngajarin berdoa malah ngajari pamer :))
Mengabadikan makanan saat kami sedang jajan di luar rumah memang sering saya lakukan (lagian siapa sih yang nggak begitu?), apalagi sejak saya mengenal Google Local Guide, sudah jadi seperti kewajiban buat cekrek cekrek dan langsung review.
Padahal food photography ini bukan perkara mudah, beberapa kali makanan yang sudah saya foto urung saya upload di media sosial karena terlihat kurang greget, entah piringnya yang terlihat ndak simetris, sendok garpu lebih dominan dari makanannya, dan yang paling sering adalah si makanan terlihat biasa saja di foto, padahal aslinya menggiurkan sekali :(
Kebiasaan memfoto makanan ini yang akhirnya membawa saya beberapa kali mengikuti workshop Food Photography. Bukan, bukan berniat menjadi seorang profesional di bidang fotografi makanan kok, cuma ingin hasil foto saya terlihat lebih layak di feed Instagram saya (lagi-lagi mau pamer buk?).
Setelah sempat belajar ilmu styling dan fotografi makanan dari Chef Harisatu Zakaria beberapa waktu lalu, saya mendaftarkan diri mengikuti Workshop How To Take Instagenic Photo yang diselengarakan oleh Fabulous Photography Club dan dimentori Wimbo Prakoso, seorang food influencer dari Jogja.
Secara teknik, apa yang dijelaskan oleh Wimbo mirip dengan apa yang saya dapat dari Chef Harisatu dan sudah pernah saya tulis di Food Photography, Saat Komposisi dan Angle Mampu Bercerita
Bedanya, dari Wimbo saya jadi mengenal beberapa istilah dan genre dalam industri food photography. Misalnya saja food editorial, food ambiance, food style, dan food porn.
Haaah? Food porn? ih kok gitu sih istilahnya? Sebagian bukibuk pasti langsung mbatin, ya kan? Hahaha.
Nah, daripada mbatin, saya kasih penjelasannya yaa, dimulai dari yang paling bikin penasaran dulu, biar besok kalau lihat hashtag #foodporn bertebaran di Instagram, ndak sibuk menebak-nebak saja.
Food Porn
Pernah nggak menemukan foto makanan yang terlihat begitu mouth watering dan menggunakan hashtag #foodporn?
Ketiganya foto di atas hasil jepretan saya selama sesi latihan, Alhamduliilah masih ada yang lumayan buat diupload, karena sebagian besar hasilnya kalau nggak blur, over exposure, atau fokusnya meleset, hiiks :(
Yang nggak disangka, Alhamdulillah lagi saya salah satu foto saya terpilih sebagai terbaik kedua, sebuah misteri Ilahi yang belum terpecahkan sampai saat ini, hahaah. Karena kalau lihat hasil foto teman-teman lain dengan gear photographynya yang cetar membahana, beneran deh kemarin saya pingin pulang lagi saja.
Terima Kasih FAB Photography Club dan Wimbo Prakoso untuk ilmunya. Semoga masih ada kesempatan lagi untuk menyerap ilmu dari kalian :)


Nah, daripada mbatin, saya kasih penjelasannya yaa, dimulai dari yang paling bikin penasaran dulu, biar besok kalau lihat hashtag #foodporn bertebaran di Instagram, ndak sibuk menebak-nebak saja.
Food Porn
Pernah nggak menemukan foto makanan yang terlihat begitu mouth watering dan menggunakan hashtag #foodporn?
Meskipun istilahnya terdengar provokatif tapi maksud food porn di sini adalah foto makanan yang terlihat menggiurkan, menggugah selera dan membangkitkan nafsu makan (jadi bukan nafsu yang lain yah)
Biasanya si makanan difoto tanpa properti pendukung, diambil dalam jarak dekat dengan mengekspos detail penggugah selera seperti lelehan cokelat, keju yang mulur-mulur, atau sambal dan tetelan berlimpah di dalam semangkuk bakso (aaak.. kujadi lapar betulan), editingnya dibuat tajam dengan menaikkan sharpness dan structure, tujuannya supaya kilatan minyak atau lemak dalam makanan terlihat lebih jelas.
Untuk bisa menghasil food porn yang apik kita harus memperhatikan beberapa hal:
1. Tangkap detail paling menarik dari objek, apakah lelehan kejunya atau ukuran baksonya yang besar-besar, itulah yang harus dijadikan fokus foto.
2. Tahan napas saat menekan shutter. Buat yang sering tremor atau demam kamera, coba letakkan siku pada meja atau apapun yang bisa dijadikan tumpuan, karena yang kita tampilkan detail dari sebuah makanan, maka foto blur adalah dosa besar, nggak peduli apapun gadget atau gear yang dipakai :p
Btw, karena masih banyak yang mempersepsikan blur adalah sama dengan bokeh, that’s a very different thing yaa.. Menurut Mas Google Translate, blur means a thing that cannot seen clearly / make or become unclear or less distinct, while bokeh means the visual quality of the out-of-focus areas of a photographic images, especially as rendered by a particular lens.
Jelas yaa? Okee lanjuuut..
3. Kuasai dasar aplikasi photo editor, paling nggak kita paham cara mengatur brightness, saturation, ambiance, sharpness, dan structure. Kenapa? Karena detail dari si makanan akan terlihat menarik saat ketajamannya diekspos.
Contoh food porn dari IGnya Wimbo
Food Editorial
Food Ambiance / Food Lifestyle
Food editorial genre yang paling banyak dipakai buibuk pencinta foodphotography. Di sini, foodstylist atau foodphotographer menampilkan sebuah ‘cerita’ melalui pemilihan properti pendukung yang digunakan.
Untuk itu, penting sekali memilih properti yang sesuai, janganlah menampilkan foto brownies yang baru matang dengan tujuan mau menggambarkan proses pembuatan brownies tapi properti yang dipakai adalah rolling pin, laah, browniesnya mau digiles buk?
Atau, kalau mau menceritakan asyiknya berkumpul dengan teman sambil ngemil-ngemil manja, bisa menampilkan banyak tangan yang sedang mencomot hidangan di atas meja, tambahkan juga properti seperti kamera, HP atau laptop.
Contoh food editorial:
Contoh food editorial:
Food Ambiance / Food Lifestyle
Kalau yang ini, bisa dibilang foto pamer hehehe. Karena menampilkan suasana saat kita makan di cafe dan resto. Bisa juga foto yang menceritakan lifestyle kita, misalnya sebagai blogger maka saya akan pasang foto secangkir teh dan sepiring nasi uduk lauk komplit (eeaaaa) di sebelah laptop dan tumpukan buku-buku, tentunya dengan caption seperti: morning works, mari selesaikan deadline, atau kapan ya semua invoice ini cair? (tsurhaaat!)
Untuk bisa mendapatkan food ambiance/food style yang kece seperti punyanya mbak-mbak selebgram itu, kita wajib memperhatikan angle, lighting, dan komposisi. Usahakan lokasi foto berlimpah cahaya, kalau di cafe ya pilih meja dekat jendela, kalau di rumah ya jangan foto di pojokan dapur.
lighting is the king, shoot next to the window is the queen.
Sesi Latihan Foto
Akhirnya tiba juga sesi praktek di workshop kemarin. Matahari yang menyengat membuat saya kurang bersemangat mengikuti sesi ini, apalagi melihat gear yang dipakai peserta lain, ketimbang fokus pada penjelasan Wimbo, saya lebih suka lirik-lirik kamera teman-teman.
Wimbo memberi kami kesempatan mencoba mengambil foto ala food ambiance dengan menyiapkan beberapa spot foto, di samping jendela dalam cafe, di teras yang teduh, dan di sebuah meja di bawah siraman sinar matahari, spot terakhir ini nyerah deh, mau lihat monitor kamera sendiri saja susah, jadi untuk setting kamera di spot ketiga ini saya cuma pakai ilmu tebak-tebak saja, toh nanti bisa diedit pakai snapseed :)))
Akhirnya tiba juga sesi praktek di workshop kemarin. Matahari yang menyengat membuat saya kurang bersemangat mengikuti sesi ini, apalagi melihat gear yang dipakai peserta lain, ketimbang fokus pada penjelasan Wimbo, saya lebih suka lirik-lirik kamera teman-teman.
Wimbo memberi kami kesempatan mencoba mengambil foto ala food ambiance dengan menyiapkan beberapa spot foto, di samping jendela dalam cafe, di teras yang teduh, dan di sebuah meja di bawah siraman sinar matahari, spot terakhir ini nyerah deh, mau lihat monitor kamera sendiri saja susah, jadi untuk setting kamera di spot ketiga ini saya cuma pakai ilmu tebak-tebak saja, toh nanti bisa diedit pakai snapseed :)))
Foto di spot pertama |
Foto di spot ketiga |
Foto di spot kedua |
Ketiganya foto di atas hasil jepretan saya selama sesi latihan, Alhamduliilah masih ada yang lumayan buat diupload, karena sebagian besar hasilnya kalau nggak blur, over exposure, atau fokusnya meleset, hiiks :(
Yang nggak disangka, Alhamdulillah lagi saya salah satu foto saya terpilih sebagai terbaik kedua, sebuah misteri Ilahi yang belum terpecahkan sampai saat ini, hahaah. Karena kalau lihat hasil foto teman-teman lain dengan gear photographynya yang cetar membahana, beneran deh kemarin saya pingin pulang lagi saja.
Terima Kasih FAB Photography Club dan Wimbo Prakoso untuk ilmunya. Semoga masih ada kesempatan lagi untuk menyerap ilmu dari kalian :)
Ya ampun keceeeeeh badaaaaai
ReplyDeleteFoto2nya bagus Mba
Pengen bisa belajar motret di tempat makan gini karena memang beda banget sama motret makanan di rumah
Kita harus bisa nangkep nuansa tempatnya gitu
Aku masih mati gaya apalagi suka jaim motret di luar
hahaa iya sih, motret makanan di resto/cafe emang kuncinya kudu sedikit muka tembok :))
Deletefotonya bagus-bagus mba, kalau boleh tau pas worksshop pada pake lensa apa? bokeh nya cakep hehe
ReplyDeleteaku pakai 35mm f.1/8 mba :)
Deletehuaaaaaaa, fotonya kece2 Mbak, cetaaarrr.
ReplyDeletekapan ya bisa foto kayak gitu jugaa,, huhuhuhuh
makasih mba.. yuuk belajar bareng2 :)
DeleteKeren banget foto-fotonya mbak.
ReplyDeleteMakasih ya udah sharing ilmu dari workshopnya ��
Makasih kak Ery, semoga bermanfaat yaa :)
DeleteFotonya bagus-bagus banget mba, aku juga kalau makan di luar suka ada ritual foto dulu
ReplyDeleteasiiik tooss dulu.. kalau belum difoto rasanya eman-eman mau langsung dimakan ya mba :))
DeleteMau dong mba ditularin ilmu, fotonya kok menggoda iman ongin nyomot dan baru sadar itu hanya foto
ReplyDeletebelajar bareng yuk mbaa :)
Deletewah fotonya bagus2 mbak, aku belum bisa foto sebagus itu harus belajar lagi nih. Selamat ya fotonya terpilih jadi yang terbaik kedua. kapan2 share ilmu fotonya lagi ya
ReplyDeleteterima kasih mba lia. Insya Allah kalau sempat ikutan workshop lagi ya :)
DeleteTFS mba...hd nambah tahu ttg istilah2 di food photography.. dan fotonya kece2.. jempol dah ..
ReplyDeleteehh nemu solusi sayaa... kadang selalu gagal posting jika berkenan lewat makanan, kenapa gak kepikiran teh atau buku atau property lain yahh.. hihihi makasihh mba
ReplyDeleteFoto-foto makanannya bagus banget ya, menggiurkan gitu, saya masih belum bisa nh menggunakan editing fto, masih bingung dengan saturation, ambience, dll
ReplyDeletecakeeep cakeeeep fotonyaaa mba..aku pengeeen deh berguru langsung dengang para juara foto ituuu hehehe
ReplyDeleteClegukan!!! Aku belum bisa bikin poto2 makanan keceee. Ini kalau moto masakan sendiri aja masih dikomenin Mbahku. Gitu aja dipoto. Halah masih butuh buanyak belajar
ReplyDeleteMkasih ilmunya mbak, dan makasih juga untuk foto2nya yang bagus2 :)))
ReplyDeleteKeren fotonya mba,buat foto-foto kayak gitu butuh skill juga ya, ndak asal jepret ��
ReplyDeleteFoto makanan bagiku susyaaah, kadang blur, atau miring nya gak simetris. Dan ini hasil fotonya cakeeeep, keren deh
ReplyDeleteWah, saya tadinya termasuk yang menganggap blur dan bokeh itu hampir sama. Ternyata beda banget ya.
ReplyDeleteAsyik dapat banyak ilmunya. Langsung aku catat nih. Semoga bisa minimal dapat foto keceh buat di IG hehe
Kereen...keren, mba Yoanna.
ReplyDeleteInisii bukan misteri ilahi.
Memang hasil fotonya kece banget...jadi terpilih sebagai pemenang.
Selamat yaa, mba.
Duhhhh fotonya keren banget mbak..bener2 bikin meleleh jadi laper dibuatnya. Mau juga deh belajar teknik foto kayak yang diajarkan maa Wimbo..
ReplyDeleteSaya juga sedang mengikuti food photography community. Tapi seringnya sih kopi di cafe. Hasilnya ada di @katalensaku (IG)
ReplyDeleteWaah..foto-fotonya keren mbak.
ReplyDeleteFood photography sekarang sudah mengalami perkembangan yaa. Dulu asal foto, tapi sekarang sudah dipadukan dengan objek dan aktivitas lain. Foto tentang makanan juga semakin bercerita.
Mantaap foto-fotonya :D
Ya ampun, fotonya keren kak, beneran. Semoga bisa ikut belajar fotografi juga. Pengen bisa menghasilkan foto bagus seperti itu. :)
ReplyDeletefotonya cakep-cakep banget, Mba. Kapan saya bisa menghasilkan foto secakep itu yaa?
ReplyDeleteKeren yah, fotonya berseni sekali
ReplyDeleteFotomu kece juga kok mba, ngga kalah sama tutornya. Beneraaann... Sangat menyenangkan ya mba belajar food fotografi. Aku juga pengin bisa motret nih meski hanya berbekal smartphone. Ga bisa pake kamera dslr nih, susaaahh mau belajarnya :)
ReplyDeleteAku padamulah, beb. Ayuk kapan kita nguliner. Kamu yg foto makanan biar mouth watering, trus aku yg icipin.
ReplyDeleteAku Uda ikut workshop fotografi juga sih tapi kok kalo foto makanan masi jelek aja ya. Hasil fotomu uda bagus mba
ReplyDeleteAku kadang ga pede mau moto2 di restoran atau cafe hahahaha. Bahkan aku pernah makan di restoran di pinggiran selat Bosphorus dan ga ada satupun makanannya yg tak potret, isin. Jejerku raono sing ngethokke kamera dan sampai di indonesia aku nyeseeeeeeel
ReplyDeleteLangsung aku berhenti membaca sampai di sini:
ReplyDelete"... lighting is the king, shoot next to the window is the queen!"
... lalu dengan lantang aku ucapkan berulang-ulang!
Begitulah...
Puas ya, mba, HAHAHA
Artikel ini sangat menginspirasi!
It hit me here *tunjukdada :)
Ajari aku mbak suhu :(
ReplyDeleteLiat fotonya cakep2 amat jadi ngiler pengen bisa fotoin gitu juga.
Saking gak pede dgn hasil jepretan makanya IG ku pun masih kosong melompong :)))
Membaca tulisan ini sumpah bikin aku pengen bangun lagi akun foodstagramku yg mandeg. Iya ah, emak2 kayak aku banyak alesan buat ga post foto. Heu. Pas mau moto keju mozza di pizza misal, maunya sih yg meleleh hbs mateng itu difoto ya.. Tp kenyataan berkata cahayanya pr pas di malam hari. Itu tuh yg bikin sedih. Pdahal dah capek bikin. Heu
ReplyDeleteHahahaha, ya ampun ngakak so hard gegara baca paragraf pertama.
ReplyDeleteSama kayak anak dan suami saya, mereka udah hafal gak berani gangguin makanan sebelum nanya "udah di foto belum?"
Sampai2 pernah di sindir orang, katanya sebelum makan itu berdoa, bukan moto.
Tapi kece banget ya foto2nya, ntar mau nyobain tipsnya ah :)
Keren banget foto-fotonya mbak. Mau donggg belajar jugaa. Suka sekali lihat hasil fotonya. Jadi malu sama instagramfood yang feednya masih kurang bagus fotonya
ReplyDeleteWah, bermanfaat banget nih workshopnya. Setelah baca ini aku baru tahu makna dari #foodporn yang sering kulihat di Instagram. Aku kagum dengan para foodphotography yang fotonya keren abis bikin semua orang jadi pengen coba makanan tersebut setelah lihat fotonya.
ReplyDeleteBaca tulisan ini tengah malem. Kenapa jadi lafaar yak? Haha.. naseb mamak mamak. Kereeen fotonya, Mba!!
ReplyDeleteAku nyerah kalau foto makanan, properti pendukung juga penting supaya foto lebih hidup. Tapi aku lemah di tata menata properti :D
ReplyDeleteBiasanya cari inspirasi foto makanan ke Inijie, baru tau Wimbo nih. Fotonya kece-kece. Langsung follow ah.
Saya pr banget nih soal foto-foto. Masih standar banget foto jepretan saya apalagi yang berbau-bau detail makanan dan produk kayak gini
ReplyDeletesuka sama foto-fotonya, bagus-bagus banget dan menggiurkan sekali.. hihihi emang harus rajin latihan dan nimba ilmu kemana-mana yah mbak biar makin pintar foto-foto
ReplyDeleteYa ampuun aku minder lihat foto-foto ituuuh..
ReplyDeleteApalah aku ini enggak instagenik sama sekali ambil fotonya..
Thanks sudah sharing ini Mbak
Fotonya baru bljar aja udah bagus.. seneng bngt bisa bljar sama wim.. aku juga serung kepoin ignya.. yg plng susah itu stylist nya mba aku mentok
ReplyDeleteKamu pakai kamera apa mba? Kamera hp, mirorless atau DSLR? Tapi, apapun medianya kalau yang punya nggak bisa atau tahu cara pakainya percuma ya.
ReplyDeleteaku sudah follow kakak di instagram sejak lama dan suka banget sama hasil potonya. langsung nangkep essence si makannannya bikin aku ngiler banget.
ReplyDeletehahaha bener banget ya, hari gini sebelum makan foto dulu... Sukaaa sama foto2nya mba, cakep banget deh, jadi pengen belajar langsung dari ahlinya... Soalnya aku paling susah dalam hal menata rapih gitu mba
ReplyDeleteKeren2 fotonya.Aku lbh suka foto cekrek langsung jd bagus ketimbang ngedit2 lagi.
ReplyDeleteEmang teknik tu penting banget ya mbaaak, ya motretnya ya stylingnya. Tengkyu udah sharing :D
Hahaha.. anakku juga punya template yg sama. Mereka baru pada makan kalau umminya sudah keluar kata, "makan lah, Nak"
ReplyDeleteBtw, itu fotonya cakep-cakeeep.. ilmunya semua hampir sama ya soal food fotograph. Tetep aja saya blm dpt2 celah bagusnya. Masih banyak belajar.
Bikin mupeng iih liat foto2nya mbak...
ReplyDeletembaa penjelasannya lengkap sekalii, kusukaa. food photography mu juga kecehh
ReplyDeletebookmark ya mba soalna aku lagi belajar fotografi *ciyeh* ahhaha jadi baru tau ternyata ilmuna :)
ReplyDeletekeren-keren banget fotonya, hanya dengan melihatnya jadi ngiler..tandanya fotonya sukses . Pengen deh bisa buat foto makanan sebagus ini
ReplyDeleteFotonya Mbak Yo di IG kece-kece banget. Emang kalau mau dapat hasil terbaik itu harus rajin menimba ilmu dimana-mana dan banyak berlatih ya, karena ikutan banyak workshop tapi nggak pernah latihan sama aja bohong.
ReplyDeleteKayak anakku, kalau makan pasti nanya dulu udah difoto belum bu heheh, ih foto - fotonya keren banget mbak, jadi laper liatnya.
ReplyDeleteWih cantik2 mba ftonya. Semakin menarik dan kepengen sm makanannya. Haha
ReplyDeleteTerjawab sudah pertanyaan dibenak saya. Dari kemarin tu penasaran ama photo yang disebut bokeh tapi belum sempet googling.
ReplyDeleteEs di mangkuk bikin ngiler euy...
Selama ini bertanya-tanya apa maksudnya hashtag foodporn. sekarang jadi paham
ReplyDeleteTernyata food fotography juga banyak jenisnya ya, mba.
ReplyDeleteHasil fotoya bagus-bagus, Mbak. Bisa tolong ajarin cara menggunakannya, doong! :))
ReplyDeleteFoto2nya bagus. Aku tuh baru tahu istilah2 food photography. Selama ini motret makananya motret ajah,hehe
ReplyDeleteYa ampun bun, dari style manapun gambar beliau oke banget ya. Bener2 expert sebagai food fotographer
ReplyDeleteKuncinya practice make perfect ya mbak. Trus soal styling awalnya nyontek2 dulu yg udah ada, lama2 jg tertata insting stylingnya hehe
ReplyDeleteBrb follow akun instagram di atas, buat referensi belajar motret juga. Tapi props nya ga ada gimana donk hehehe *kekeup dompet*
ReplyDeleteIya nih banyak yang sok tahu soal bokeh dan blur yang kadang disamain. Padahal blur itu ga selalu hasilnya bokeh.
ReplyDeleteAslii..keren-keren banget itu foto IG nya, aku suka tone nya.
ReplyDeleteKerenn banget mba foto2 nya.
ReplyDeleteAku pengen deh belajar kayak gini. Beberapa kali nyoba sendiri hasilnya ga memuaskan
Hiks...
Keren-keren ih fotonya. Jadi pengen belajar gimana caranya motret makanan kayak gini.
ReplyDeleteKeren banget foto-fotonya, hidup banget cerita fotonya. Motret makanan nih emang paling enak kalau buatku karena banyak yang bisa dipelajari
ReplyDeleteAnakku malah komen “bun, sblm makan itu baca doa dulu bukan foto”. Hahahaha...
ReplyDeleteAku sampe skrg blm pernah berhasil loh hasil fotonya sekecw ituh.
Kadang bukan masalah kameranya apa ya, tapi juga siapa yang di belakang kamera hahahah. Aku nyeraaaahhhh...
ReplyDeleteTampilan biasa...dengan posisi kamera dan jepretan tepat..semua keliatan bernyawa...kece2 semua fotonya..,
ReplyDeletePernah ikutan foodfotography di Surabaya tapi... sampaia sekarang feel ku masih kurang. foto kuliner masih kurang instgramable. hehehe
ReplyDeleteSelam ini aku fokus sama foto perjalanan. Tapi karena seringnya kulineran juga klo pas travelling akhirnya aku dapat kesempatan belajar sama Inijie. Footnya kece kece. waktu worshop diajarin juga. nah klo foto dengan kamera DLSR hasilnya lumayan, fokus. Tapi... ntah mengapa klo foto sama hape kok kurang ya, hehehe.
ReplyDeletePingin banget gitu menghasilkan foto yang bikin orang ngiler...
hwiii cetar fotonya makk, selamat yaa.
ReplyDeletekusuka banget liat foto makanan yg centil alias instagenik. jadi gemess bawaanya pengen dimakan
waaaah ngeliat fotonya aja udah bikin ngiler ya astagaaa laperrr :9
ReplyDelete