Gunungkidul, Entah kenapa saya nggak pernah bosan bercerita tentang kabupaten di selatan Yogya ini. Apalagi di saat pandemi seperti sekarang , di saat perjalanan wisata menjadi sesuatu yang sulit dilakukan, rasanya kami ingin sekali kembali menjejakkan kaki di Gunungkidul dan menikmati keindahan wisata alamnya. Mulai dari deretan pantai berpasir putih, perbukitan hijau, air terjun, hingga goa dan sungai bawah tanah yang bersembunyi di celah-celah batuan Karst Pegunungan Sewu.
Karst adalah wilayah yang tersusun dari batuan kapur atau gamping. Proses terbentuknya Karst karena adanya pengendapan kapur di dasar laut yang kemudian terangkat ke permukaan akibat pergerakan lempeng bumi, contohnya Pegunungan Sewu.
Kawasan pegunungan yang terbentang di sepanjang Pantai Selatan Jawa ini terbentuk akibat pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Sekarang kawasan ini dipenuhi batuan Karst di permukaan tanah (eksokarst), di bawah permukaan tanah (endokarst), serta memiliki lebih dari 100 goa karst dengan aliran sungai bawah tanah.
Kawasan Pegunungan Sewu membentang melintasi 3 wilayah kabupaten (Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan) dan 3 wilayah propinsi (Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur). Keunikan ekosistem yang dimiliki Pegunungan Sewu membuat UNESCO menetapkan kawasan Pegunungan Sewu sebagai kawasan Global Geopark pada Bulan September 2015. Di wilayah ini banyak ditemukan peninggalan zaman prasejarah, misalnya fosil tulang manusia purba dari zaman batu tua sekitar 1.8 juta tahun yang lalu beserta alat-alat batu untuk berburu.
Kembali ke Gunungkidul, kabupaten yang terletak di Pegunungan Sewu ini menempati sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Topografi wilayah di bagian utara diisi perbukitan hijau dengan ketinggian 200-700 mdpl. Sementara di bagian selatan didominasi perbukitan karst dengan ketinggian 0-300 mdpl yang menyimpan banyak goa alami dan aliran sungai bawah tanah. (Sumber: https://gunungkidulkab.go.id/)
Perbukitan Karst yang menghijau |
Perbedaan topografi dan luasnya wilayah menyebabkan Gunungkidul punya banyak sekali wisata alam, saking buanyaaaknya, nggak akan habis dijelajahi dalam sehari, seminggu, bahkan sebulan!
Selayaknya wilayah Karst, Gunungkidul menyimpan pesona goa dan sungai bawah tanah sarat petualangan. Ada Goa Gelatik, Goa Seropan, Goa Jomblang, dan Cave Tubing Kalisuci yang terbentuk secara alami dari susunan stalaktit dan stalakmit, indah sekali. Di sini kita bisa menantang adrenalin dengan menyusuri sungai-sungai yang mengalir bagian dalam perut bumi.
Di Gunungkidul kita juga akan menemukan Gunung Nglanggeran, salah satu gunung api purba yang pernah aktif sekitar 60-70 juta tahun lalu. Bagi yang ingin melakukan pendakian tipis-tipis, puncak Nglanggeran ini bisa ditempuh hanya dalam waku 1,5 jam lho, medannya pun nggak terlalu berat bagi anak-anak. Dari puncaknya kita bisa menikmati sunrise dan sunset secara bergantian.
Masih belum cukup dengan gunung, dan gua? Gunungkidul juga punya wisata air terjun yang nggak kalah menarik, misalnya Air Terjun Sri Gethuk, Air Terjun Luweng Sampang, Air Terjun Kedung Kandang, dan masih banyak lagi.
Berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sisi selatan, Gunungkidul memiliki deretan pantai berpasir putih yang terbentang mulai dari kecamatan Purwosari hingga Girisubo. Keindahannya sudah terbukti sanggup menarik jutaan pengunjung setiap tahun. Sebut saja Pantai Indrayanti, Pantai Wedi Ombo, Pantai Drini, Pantai Krukup, Pantai Sundak, Pantai Krakal, Pantai Gesing, dan lainnya.
Salah satu pantai di Gunungkidul |
Sayangnya, beberapa teman saya mengeluhkan jauhnya jarak yang harus ditempuh dari kota Yogya menuju salah satu pantai yang saya sebutkan tadi. Memang sih, terkadang kita harus menempuh perjalanan selama 2-3 jam untuk bisa mencapai beberapa tempat wisata di Gunungkidul. Apalagi untuk sampai ke Pantai Wedi Ombo, waktu tempuhnya bisa sampai 5 jam! Sama saja dengan jarak Jogja-Semarang :)
Tapi tenang saja, ada kok beberapa tempat wisata di Gunungkidul yang nggak terlalu jauh dari kota Jogja, jaraknya kira-kira 30-35 km saja dari pusat kota Jogja, dan bisa ditempuh selama 1 jam perjalanan dari kota Jogja. Dekat banget kan?
Nah, setelah ini saya mau ajak teman-tema mengunjungi tempat wisata itu satu persatu. Saran saya, teman-teman berangkat sebelum subuh dari kota Jogja supaya bisa menikmati empat tempat sekaligus dalam sehari. Mulai dari segarnya udara perbukitan saat matahari terbit hingga romantisme matahari terbenam di tepi pantai, semua tersedia. Cocok sekali untuk wisatawan yang nggak punya banyak waktu tapi ingin menikmati berbagai suasana alam di Jogja.
Tempat-tempat wisata ini terletak di Kepanewon (Kecamatan) Panggang, Gunungkidul. Bisa ditempuh selama 1 jam perjalanan melewati jalur Bantul, Imogiri Timur, sampai ke Jalan Siluk Panggang.
Geoforest Watu Payung Gunungkidul
Tempat wisata pertama di Gunungkidul yang bisa kita datangi adalah sebuah hutan konservasi di ujung sebelah barat kawasan Pegunungan Sewu, namanya Geoforest Watu Payung. Waktu tempuhnya sekitar 28 km dari kota jogja. Dari Jalan Siluk Panggang, kita tinggal lurus saja sampai bertemu papan petunjuk ke arah Geoforest Watu Payung di kiri jalan.
Selain memiliki keanekaragaman flora, Geoforest Watu Payung juga menyajikan keindahan Pegunungan Sewu yang terbelah oleh sungai Oyo. Berangkatlah sebelum Subuh pada musim panas jika teman-teman ingin menikmati keindahan matahari terbit berbonus lautan kabut tebal, membuat kita seolah sedang berdiri diatas awan.
Perbukitan Karst yang di belah Sungai Oyo |
Geoforest Watu Payung nggak cuma menyajikan pemandangan alam saja, ada juga spot-spot foto unik ramah lingkungan yang terbuat dari ranting kering hasil kreasi Komunitas Seniman Pandai Ruang.
Baca juga Geoforest Watu Payung, Sekeping Pesona Di Antara Pegunungan Sewu
Pantai Gesing Gunungkidul
Setelah puas menikmati matahari terbit, kita keluar dari Geoforest Watu Payung dan kembali ke Jalan Siluk Panggang. Teman-teman bisa berbelok ke kiri atau arah timur menuju Pantai Gesing, sebuah pantai nelayan yang terletak di antara dua buah tebing Karst. Di sini, teman-teman bisa puas bermain ombak, menyusuri celah-celah karang raksasa, dan makan seafood sepuasnya, Yeaay.
Bibir Pantai Gesing diapit dua buah tebing karst di sisi kiri dan kanan, membentuk lekukan teluk yang mampu mengurangi hempasan gelombang besar Samudera Hindia. Saat air surut, muncul beberapa spot air dangkal dengan batu-batu karang besar. Di sini kita menjumpai biota laut yang hidup di antara karang seperti bintang laut, belut laut, kepiting bahkan ikan hias yang biasa bersembunyi di bebatuan. Saat air sedang tidak pasang, tepian pantainya aman untuk anak-anak berlari dan bermain pasir.
Pantai Gesing adalah pantai nelayan, jadi ada banyak hasil laut segar yang bisa kita nikmati langsung di sini. Selain makan seafood segar yang tersedia di warung-warung sekitar, kita juga bisa membawa pulang ikan segar yang dijual di Tempat Pelelangan Ikan.
Pantai Kesirat Gunungkidul
Sudah puas makan seafood? Kalau teman-teman masih punya energi untuk melanjutkan petualangan, sekarang kita ke Pantai Kesirat menikmati matahari terbenam.
Pantai Kesirat atau Tanjung Kesirat adalah pantai yang terletak di tebing tinggi, tidak ada pasir putih dan batuan karang di sini, jika kita berada di pinggirnya dan melongok ke bawah, kita akan disuguhi pertunjukan ombak yang berkejaran menabrak dinding-dinding tebing. Hati-hati yah, terutama jika kalian membawa anak kecil. Tinggi dari tebing ke laut bisa mencapai 30 meter, dan saat air pasang, percikan ombaknya mampu naik tinggi membasahi pengunjung yang berada di tepi tebing.
Pantai tanpa pasir :) |
Dibanding perjalanan ke Pantai Gesing, medan tempuh menuju Pantai Kesirat jauh lebih seru. Walaupun jalannya sudah dicor kasar, tapi penuh tanjakan dan turunan, itu pun cuma cukup untuk lewat satu mobil saja. Tapi semua lelah akan terbayar lunas saat menyaksikan keindahan matahari terbenam di sini.
Selain tebing pantainya yang menghadap ke barat, ada sebuah pohon tua berdiri sendirian di tepi tebing. Saat musim hujan, daun-daunnya akan tumbuh rimbun menghijau, sementara di musim kemarau seperti sekarang, daunnya berguguran menyisakan ranting pohon yang mengering. Meski begitu, Pohon ini tetap bertahan, setia berdiri di tepi tebing menanti matahari yang terbit dan terbenam. Sepertinya mereka memang sudah berjanji untuk saling menyapa setiap harinya.
Berjanji saling setia dibawah pohon abadi, semoga cintanya juga abadi ya adek-adek. |
Saat matahari sudah memerah di batas langit, ranting-ranting kering sang pohon seperti menjulur ingin menyentuh bola emas itu, mungkin sekedar berpamitan dan membuat janji untuk saling jumpa lagi esok hari.
Selain sebagai tempat favorit para pemancing, Pantai Kesirat juga menjadi tempat yang disakralkan oleh penduduk setempat. Biasanya setiap tahun dilangsungkan tradisi ngalap berkah dan brubuh di pantai ini. Brubuh sendiri adalah sebuah kearifan lokal berupa sistem penebangan kayu tradisional yang didasarkan atas perhitungan menggunakan sistem kalender pertanian Jawa yang sering kita kenal dengan istilah Pranata Mangsa. Tujuannya sebagai ucapan syukur atas semua yang sudah dberikan alam pada manusia, sekaligus menjaga dan melindungi hutan, karena melestarikan budaya artinya ikut menjaga lingkungan. Sayangnya saya kurang tahu kapan upacara ini dilangsungkan.
Kopi Panggang Gunungkidul
Langit memang sudah menghitam, tapi kesenangan kita belum selesai lho. Saat turun dari Pantai Kesirat dan kembali ke Jalan Siluk panggang carilah restoran bernama Kopi Panggang, bangunannya berbentuk joglo megah dengan mobil kuning menjulang di atas tugu di halaman depan.
Lokasinya yang berada di Jalan Raya Siluk Panggang menjadikan resto bernuansa jawa ini sangat strategis untuk melepas lelah setelah kita menempuh perjalanan naik turun dan berkelok-kelok. Di samping restoran ada masjid besar nan cantik, pas banget untuk menunaikan shalat Maghrib sebelum makan.
Terus gimana bisa ada mobil di atas tugu di halaman depannya? Itu karena Kopi Panggang berada dibawah bendera Kupu-Kupu Malam Auto Custom, tempat custom mobil paling hits di kota Jogja.
Sesuai taglinenya, Kopi dan Dhaharan Ndeso. Kopi Panggang menyediakan menu khas pedesaan jawa. Ada Kopi tubruk, kopi susu, teh gula batu, wedang uwuh panas, pisang goreng dan rebus, tahu bacem, sayur lodeh, opor ayam, tempe garit, oseng tempe goreng, telor dadar, ayam kampung goreng, ikan asin goreng, dan pete goreng. Favorit saya adalah teh panas gula batunya yang bisa jadi obat pengusir pusing dan mabuk perjalanan, cobain juga pisang gorengnya, enaaak bangeet..
Luar biasa yaa Gunungkidul ini, di satu kecamatan saja kita bisa menikmati 4 tempat wisata sekaligus, padahal masih ada beberapa pantai lagi di sekitaran yang belum saya tulis, misalnya Pantai Nguluran yang terkenal dengan Wisata Teras Kaca, atau Pantai Wohkudu yang merupakan campground favorit banyak orang, semuanya masih terletak di Kecamatan Panggang.
Nggak lebay kan kalau saya bilang destinasi wisata di Kecamatan Panggang Gunungkidul ini cocok sekali untuk wisatawan yang nggak punya banyak waktu berkunjung tapi ingin menikmati keanekaragaman wisata Indonesia.Tapi jangan lupa selalu menjaga kebersihan tempat-tempat yang kita kunjungi yaa, biasakan berwisata tanpa merusak alam.
Sampai jumpa di liburan-liburan berikutnya yaa, semoga Pandemi Covid-19 segera berakhir dan kita bisa kembali menikmati keanekaragaman wisata alam di Indonesia.
Disclaimer: Perjalanan wisata dan semua foto di artikel ini dibuat pada tahun 2018 hingga 2019 sebelum pandemi Covid-19.
Yogyaaa.. salah satu destinasi yang pengen aku kunjungi nih, huhu.. semoga pandemi segera berlalu, aamiin..
BalasHapusTerpukau banget sama foto di pohon abadi tanjung kesirat. Auto bikin kangen jalan jalan deh. Banyak banget lokasi wisata cantik di gunung kidul ya. Sampai pengen sepakat kalau keindahan wisatanya nggak akan habis kalau dijelajahi selama sebulan.
BalasHapusBaca ini aku bahagia deh. Kaya bayangin ada di situ. Karena aku pernah ke gunung kidul. Jadi kaya nostalgia. Meski aku pernahnya ke pantai indrayanti dan sekitarnya aja. Menurutku gak jauh bgt kalau pantai yg itu dari kotanya jogja. Ya worth it sih. Ternyata ada goa, dll ya. Wah keren ih. Mau ke sana lagi jadinya
BalasHapusBoleh juga nie kalau suatu saat ke Jogja lagi. Mau nyobain ke tempat-tempat rekomandasi ini d Gunung Kidul. Cantik-catty 6 Mesmi kalau ke Jogja aku kudu minta dipandu ma sepupu wkwk.
BalasHapusview pantai kesirat bagus tapi agak deg-degan juga ya terlebih kalau bawa anak
BalasHapusYogya memang selalu berhasil memanjakan wisatawan. Ada banyak sekali tempat kece untuk dikunjungi, salah satunya ya gunungkidul ini.
BalasHapusMasya allah setiap kali denger gunung kidul teringat dengan acara tetangga masak gitu heheh yang dimainkan oleh sophia latjuba dan lupa namanya di acara itu ada bersama sebastian danbintang yang dimainkan oleh chelsea.
BalasHapusgunung kidul memang keren ya layak banyak yang pengen ke sana, instansi tempat aku bekerja dulu melakukan gathering di sana tapi pengalaman selama perjalanan berkelok dan membuat yang mabuk kendaraan mual tak tertahan. nah ini aku lihat pemandangan emang luarbiasa suasana alamnya. aku jadi inget pantai selatan kota malang
Favorite aku wisata di Gunung Kidul itu pantai-pantainya. Salah satunya Pantai Ngobaran. Aku bilang Gunung Kidul rasa Uluwatu karena ada Pura diatas tebing pinggir pantai. Cocok buat yang suka foto-foto. Perjalanannya sih lumayan menantang apalagi waktu kesana bawa motor sendiri. Tapi worth it banget sama wisatanya.
BalasHapusNext aku mau eksplor wisata yang mbak infokan. Pastinya setelah selesai pandemi.
perbukitan Karsnya bener2 keren banget ya mbaa, jadi pengin kesana juga setelah pandemi. Masuk wishlist nihh.
BalasHapusGunungkidul ini dulu juga pernah direkomendasikan sama temenku juga, wah ternyata nemu postingan ini juga
wah belum pernah ke Gunung Kidul nih, ternyata banyak banget wisata yang bisa dikunjungi. mantul deh..
BalasHapusWhoaaa cakep banget 😍😍 haduh saya pengen kesana kk. Kapan bisa jalan2 lagi 😭
BalasHapusAku belum banyak eksplor Gunungn Kidul semoga nanti pandemi usai bisa piknik lagi aamiin
BalasHapus