Jelajah Kulon Progo: Kedung Pedut

Kedung Pedut Kulon Progo Jogja

Salah satu kenikmatan yang saya rasakan sejak tinggal di Jogja adalah kota ini dikelilingi keindahan alam yang membuat saya dan keluarga ketagihan menjelajahinya. Sampai suami pernah bilang 'kayaknya kita gak usah liburan ke luar kota dulu deh, Jogja aja gak selesai-selesai diputerin..' Hahaah saya setuju sih, kalau cuma keliling propinsi Jogja kan saya nggak riweuh packing, langsung mandi terus berangkat aja, urusan bekal serahkan ke warung nasi :))

Jogja itu dibentengi oleh dua pegunungan besar. Pegunungan Sewu yang terbentang memanjang di sepanjang pantai selatan dan Pegunungan Menoreh yang mengitari wilayah barat. Itu sebabnya sangat mudah menemukan aneka destinasi wisata alam di Jogja.

Baca juga 4 Tempat Wisata Cantik di Gunungkidul Yang Cuma Berjarak 1 Jam Dari Kota Jogja

Kalau di pegunungan Sewu kita akan menjumpai Gunungkidul dengan keindahan pantai dan perbukitannya, maka di Pegunungan Menoreh kita bisa menikmati banyak goa stalaktit dan air terjun. Salah satunya adalah Kedung Pedut di kaki Gunung Kelir, masih bagian dari Pegunungan Menoreh.

Air Terjun Kedung Pedut


Kedung Pedut atau Curug Kedung Pedut adalah sebuah ekowisata berupa air terjun yang aliran airnya berasal dari mata air Mudal, sebuah mata air di kedalaman gua di kawasan Girimulyo, Kulon Progo. Dari mata air Mudal, alirannya terus menuju Taman Sungai Mudal, lalu ke Air Terjun Kembang Soka, sampai ke Kedung Pedut.


Baca juga Jelajah Kulon Progo: Taman Sungai Mudal

Nama Kedung Pedut diambil dari Bahasa Jawa. Kedung artinya kubangan atau kolam, dan Pedut artinya kabut. Area Kedung Pedut memiliki beberapa kedung yang berbeda, yaitu Kedung Merak, Kedung Merang, Kedung Lanang, Kedung Wedok dan Kedung Anyes. Air terjun di masing-masing kedung memiliki ketinggian yang berbeda, salah satu air terjun memiliki ketinggian 15 meter hingga menyebabkan air yang jatuh ke dalam kedung menciptakan kabut tebal. Dari sini lah tercipta nama Kedung Pedut.



Kedung Merak

Rute Menuju Kedung Pedut


Terletak di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kec Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo. Rute menuju Kedung Pedut dari kota Jogja menghabiskan waktu kira-kira 1-1.5 jam atau 30 km. Kalau teman-teman dari arah Tugu Putih Jogja terus saja ke arah barat menuju Jalan Godean, Demak Ijo, sampai ke Nanggulan. Naik terus ke pegunungan menuju Goa Kiskenda. Setelah melewati Goa Kiskenda ambil arah kiri. Kurang lebih 5 kilometer dari situ kita akan menemukan papan petunjuk menuju ke kedung pedut di kiri jalan. 



Sudah sampai? 

Beluuuum.. hahaaah.

Perjuangan ke Kedung Pedut justru baru dimulai setelah kita memarkir mobil atau motor. Dari parkiran kita harus berjalan kaki sekitar 500 meter atau 20 menit melewati jalan setapak di tengah hutan. Rutenya masih sangat alami alias naik turun, penuh bebatuan, tangga bambu, dan kadang-kadang licin. 

Di sisi kiri ada tebing berlumut yang dipenuhi pohon dan bambu besar. Sementara di sisi kanan ada jurang-jurang dengan kedalaman berbeda, di antara jurang itu kadang ada warung makan yang dikelola warga sekitar Kedung Pedut. Bahkan ada beberapa pohon cokelat milik warga yang buahnya boleh dipetik untuk memuaskan rasa penasaran, asal ijin dulu dengan pemiliknya yaa :)


Begitu kita menginjak tepi kedung pertama semua keringat rasanya langsung terbayar. Aliran air yang jernih, dingin, dan suara gemericik curug (air terjun) melunasi semua lelah yang barusan kita rasakan.Selain warna airnya yang kebiruan, adanya jembatan-jembatan yang melintang dari satu kedung ke kedung lain membuat pemandangan makin menarik.

Oh iya, warna air di Kedung Pedut memang berbeda dengan wisata air terjun lain di dekatnya. Konon jenis bebatuan di sini yang membuat airnya memantulkan warna biru tosca saat terkena cahaya matahari. Sayangnya, saat hujan baru saja turun, warna tosca ini nggak akan muncul karena air berubah keruh. 

Dua kali kami ke sini, pada kunjungan pertama kami berhasil menikmati keindahan Kedung Pedut yang berwarna biru tosca, namun dikunjungan kedua, semua kedungnya butek berwarna hijau lumut, apees :)))


Dari hasil gugling, waktu terbaik untuk ke sana adalah pagi hari, karena saat itu warna air telaganya masih biru dan semakin siang akan terlihat kehijauan. Sayangnya kami ke sana di hari minggu, padahal bangun pagi di hari minggu bukan termasuk salah satu resolusi hidup kami, jadinya ya kami kesiangan :p

Meski mata air Mudal yang merupakan sumber Kedung Pedut mengalir sepanjang tahun, debit air akan lebih tinggi pada musim hujan dibanding musim kemarau dan air terjun akan lebih deras, sensansinya lebih seruuu.. Tapi tentu saja harus lebih berhati-hati.


Fasilitas di Kedung Pedut


Nggak perlu bawa banyak perbekalan karena jalur tracking Kedung Pedut lebih panjang dan lebih berat dari jalur Taman Sungai Mudal, cukup baju ganti, handuk kecil, air mineral, dan kotak P3K. Kalau nanti lapar setelah berendam, kita bisa dengan mudah menemukan warung-warung makan yang menjual mie instan dan minuman hangat dengan harga sangat wajar. Bayangkan setelah lelah berenang, keluar dari kolam yang dingin langsung menyantap mie rebus panas dengan irisan rawit, lalu menyeruput teh panas manis, surgaaaaa...

Selain warung makan, fasilitas umum yang tersedia ke Kedung Pedut adalah mushala, kamar mandi, kamar ganti, gardu pandang dan gazebo, semuanya bersih dan cukup nyaman.


Tips Berkunjung ke Kedung Pedut


1. Lebih baik datang pagi saat warna air telaganya masih biru, karena semakin siang akan terlihat kehijauan.
2. Pakai alas kaki yang nyaman dan anti slip seperti sandal gunung.
3. Bawa air putih yang banyak.
4. Bawa obat anti nyamuk, minyak kayu putih, obat luka dan obat memar untuk berjaga-jaga.
5. Untuk yang berniat membawa anak, pastikan si kecil sudah terbiasa menjaga dirinya sendiri saat harus naik turun di tempat alami yang penuh batu dan kadang licin.


Kedung Pedut

Banyunganti, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, DIY

HTM: Rp. 5.000-10.000/orang (tergantung waktu kedatangan kayaknya)

Parkir mobil: Rp. 5.000

21 komentar:

  1. Astaga birunya bagus banget. Asli ya Mbak... Trus bersih pula tempatnya dan tebing2annya.

    BalasHapus
  2. Subhanallah cantik tempatnya

    BalasHapus
  3. cantik banget pemandangannya.

    Kalau saya, hari minggu itu pengennya nggak bangun pagi mbak, pengen malas-malasan gitu. Tapi berhubung minggu pagi itu waktunya nemenin anak-anak sepedaan, jadi ya terpaksa bangun pagi

    BalasHapus
  4. Maasya Allah jernih banget airnyaa.. ikayaknya seger banget kalau berenang disitu. Kalau ke sini ga boleh salah kostum ya mak, mesti pake alas kaki yang asnti slip biar ga jatoh kalau licin. Karena sakitnya jatoh sih ga seberapa, tapi MALU nya.. hehehe

    BalasHapus
  5. Gak terlalu dalam sepertinya ya, Mbak? Saya suka lihat warna airnya. Cantik banget!

    BalasHapus
  6. woaaa air terjunnya indah banget! mana dari atas, airnya hijau nyegerin gitu. saya pernah sekali ke air terjun daerah trawas, jawa timur. wuih medannya lumayan bikin kaki pegal. pengennya ke air terjun yg begitu turun dari mobil, udah tampak di depan mata. ada gak ya?

    BalasHapus
  7. Waaaa air terjunnya keren banget inih...bagus banget pemandamgannyaa kayak lukisan saking bagusnya

    BalasHapus
  8. Cantik banget mba, airnya berwarna biru. Semoga bisa ke sini, nunggu anak gede dulu. Hehe

    BalasHapus
  9. Oh my God, this is such a wonderful place. I love that turquoise water and wonderful falls. Does it take that long to go here?

    BalasHapus
  10. Wah emang dibutuhkan perjuangan ya untuk menikmati keindahan ini. Jogja memang istimewaa

    BalasHapus
  11. Klo mbaca critanya..dari masuk kulonprogo kayaknya sudah menantang medannya mba. Aku pernah ke kiskendo...itu aja medannya naik kan. Ini masih naik lagi ya.

    Bagian nyusur jalan setapak di hutan itu aku juga suka. Tapiii...anakku yang kecil belum bisa jalan sendiri di medan kayak gini . Mesti tunggu besar deh mba kayaknya aku. .

    BalasHapus
  12. Seru banget mak, aku belum jalan-jalan ke alam lagi nih terakhir tahun lalu. Asiikkk, boleh dicoba nanti lokasi kedung pedut pas ke Yogya.

    BalasHapus
  13. Air terjun dan warna airnya cakep banget mba, kalaua da ditempat ini bikin hati adem bangetkan ya

    BalasHapus
  14. Keliatan mash alami banget ya mba. Masih bersih juga

    BalasHapus
  15. Aku pernah lebih apes saat mengunjungi salah satu kedung di jogja, mba. Kalo cuma kedungnya butek berwarna hijau lumut mah masih bagus ... pas aku datang beneran kering kerontang. Cuma bisa menatap nanar "mana ini yang katanya ada air terjun? kok cuma tebing doang"

    temenku yang ngajak kesitu sampe merasa bersalah "waktu gw kesini beneran bagus deh. Maaf gw gak tau kalo skrg jadi kering"

    BalasHapus
  16. Bagus banget mba kedungnya. Pengen banget ke sana. Kalo di Pekalongan ada telaga mangunan mba. Oiya, itu caranya nempelin gmap di postingan gimana sih?

    BalasHapus
  17. Duh Jogja ini nggak ada habisnya untuk di-Explore ya. Selalu saja ada tempat yang saya belum tahu yang seru untuk dijelajahi.

    BalasHapus
  18. Wah, ibu kan asli Yogya dulu sering cerita tentang Kulon Progo karena memang tidak begitu jauh dari rumah simbahku. Duh, jadi rindu sekali karena banyak kenangan kanak di sana

    BalasHapus
  19. Masya Allah, indahnya. Saya penasaran dengan semua kedungnya. Jaraknya berdekatan semua, ya?

    BalasHapus
  20. Kesiangan aja fotonya ciamik banget. Aku kira tadi editan ternyata beneran warna airnya tosca ��

    BalasHapus
  21. Eh kalo ke sini kudu pas musim hujan ya pas volume airnya banyak. Aku blm main aja ke sini padahal deket

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkomentar dengan baik ya temans, maaf sementara saya moderasi dulu :)