Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Saksi Keindahan Toleransi Islam dan Hindu

Masjid Agung Kotagede Yogyakarta

Alas Mentaok, sebuah hutan di tengah pulau Jawa menjadi saksi lahirnya Kerajaan Mataram Islam di abad ke-16. Saat seorang ksatria digdaya berjuluk Ki Ageng Pemanahan berhasil mengalahkan musuh besar Kesultanan Pajang. Atas jasanya, Sultan Pajang menghadiahkan wilayah hutan ini kepada sang ksatria. 

Alas Mentaok bukanlah hutan biasa. Di tempat ini, pada abad ke-8 pernah berdiri pusat Kerajaan Mataram Hindu yang berkuasa atas seluruh Pulau Jawa. Kerajaan besar dengan peradaban luar biasa hingga mampu membangun candi megah seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur.


Setelah keruntuhan bumi Mataram pada tahun 929, pusat kerajaannya ditinggalkan rakyat dan menjadi sepi hingga akhirnya tertutupi hutan lebat. Masyarakat sekitar menyebut hutan yang menutupi Mataram dengan nama Alas Mentaok. Di tangan Ki Ageng Pemanahan, Alas Mentaok bertumbuh menjadi desa yang sangat makmur bernama Desa Mataram

Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, putranya Sutawijaya melanjutkan garis kepemimpinan Desa Mataram, hingga akhirnya berhasil menjadi Kerajaan Mataram Islam. Sutawijaya naik tahta dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga. Beliau menjalankan roda pemerintahan di ibukotanya yang bernama Kotagede.

Kini, Mataram Islam hanya tersisa dalam dongeng babad tanah jawi. Namun ibukotanya tetap mampu bertahan, menjadi penanda kemegahan peradaban ratusan tahun lampau sekaligus menjadi jembatan penghubung modernitas masa kini dengan kejayaan berabad silam.

Kotagede. Sang ibukota kerajaan ini telah berubah menjadi sebuah kecamatan di sisi tenggara kota Jogjakarta. Tapi sisa-sisa kemegahan Mataram Islam masih bisa ditemukan dengan mudah disetiap sudutnya. 

Struktur bangunan publik dan rumah-rumah penduduk yang berada di Kotagede jelas berbeda dengan bangunan rumah di Jogja pada umumnya. Demikian juga dengan tata kota di kawasan perkampungannya. Rumah penduduk di dalam gang-gang kecil memiliki berbagai macam bentuk dan desain khas jawa kuno, kebanyakan masih dikelilingi tembok yang tebal dan tinggi, menandakan fungsinya sebagai pertahanan pada masa Kerajaan Mataram Islam. Bekas reruntuhan benteng dan prasasti pun terlihat di sana sini.

"Menyusuri Kotagede membawaku pada bayangan kemegahan budaya Hindu dan Islam sekaligus. Setiap gang kecil yang kulalui bagai labirin waktu, sebuah saksi sejarah yang tetap hidup bahkan terus tumbuh hingga kini." 
Masjid Agung Kotagede Yogyakarta

Katanya, sudut-sudut terbaik yang ada di Kotagede akan terasa lebih syahdu jika dinikmati sambil berjalan kaki, meski untuk itu aku harus bisa berdamai dengan matahari kota Jogja yang katanya ada dua, bahkan kadang-kadang tiga.


Masjid Gedhe Mataram Kotagede


Dan tujuan pertama kami saat memutuskan blusukan di Kotagede adalah Masjid Gedhe Mataram, biasa juga disebut Masjid Besar Mataram atau Masjid Agung Kotagede

Masjid Agung Kotagede terpilih sebagai tujuan pertama karena masjid ini memilki halaman dan lahan parkir yang luas, jadi kami nggak akan khawatir dengan keamanan kendaraan selama menyusuri Kotagede nanti.


Sebagai ibukota Kerajaan Islam terbesar di tanah jawa, Kotagede memiliki Masjid yang menjadi salah satu bangunan terpenting di masanya. Dan setelah kejayaan Kerajaan Mataram Islam tinggal sejarah, Masjid Gedhe Mataram di Kotagede masih tetap berdiri kokoh sekaligus meneduhkan.


Pada masa kekuasaannya, Panembahan Senopati sempat mendirikan sebuah langgar (mushala) yang kemudian dilanjutkan pembangunannya menjadi masjid oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, cucu sang Panembahan. Sultan Agung membangun Masjid Gedhe Mataram dengan bantuan rakyat setempat yang kebanyakan masih beragama Hindu. Kerjasama saat membangun inilah yang membuat struktur bangunan masjid menyerap dua unsur budaya dua agama yang berbeda. Sungguh sebuah pesan toleransi yang indah :)

Baca juga Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta, Saksi Bisu Perjuangan Pangeran Diponegoro Hingga Jenderal Soedirman


Bentuk bangunannya memang tidak semegah masjid-masjid modern, tapi perpaduan unsur budaya Islam dan Hindu di tiap sudut bangunannya membuat Masjid Gedhe Mataram ini terlihat unik. Mulai dari pintu gerbang yang berupa gapura paduraksa hingga bangunan utamanya yang berbentuk limasan dengan atap yang berbentuk limas dan terbagi menjadi dua bagian inti dan serambi.

Tepat di bagian depan gapura, terdapat tembok berbentuk huruf L berhias pahatan lambang-lambang kerajaan. Gapura paduraksa dan tembok L dibuat oleh Sultan Agung sebagai bentuk penghargaan kepada masyarakat Kotagede yang ikut membangun masjid.

Gapura Padukara dan tembok L sebagai pintu gerbang Masjid Gedhe Mataram

Saat memasuki halaman Masjid kita akan langsung menemukan sebuah pohon beringin tua yang dijuluki 'Wringin Sepuh' dan konon sudah berusia ratusan tahun. Sebagian masyarakat masih menganggap pohon beringin itu sakral dan diyakini akan membawa berkah pada siapa saja yang bertapa di bawahnya.

Di dalam kompleks masjid juga terdapat prasasti berwarna hijau yang merupakan tanda kalau Sultan Paku Buwono dari Surakarta pernah merenovasi masjid ini. Bangunan setinggi tiga meter ini memilki alas berbentuk bujur sangkar dengan mahkota berlanbang Kasunanan Surakarta di bagian atasnya. Di bagian tengahnya terdapat bergambarkan peta dunia sebagai acuan waktu salat.


Seperti kebanyakan masjid-masjid kuno di tanah jawa, tidak ada bulan sabit dengan lafaz Allah yang menghiasi pucuk atap Masjid Gedhe Mataram, tapi ada sebuah mahkota berukuran besar berhias ornamen seperti daun simbar. Mahkota besar itu melambangkan hurup alif atau angka 1 yang menyimbolkan ke-Esa-an Allah SWT.

Sayangnya, saat kami berkunjung ke sini, di bagian dalam masjid sedang dilaksanakan acara ijab kabul pernikahan. Setelah upacara pernikahan selesai, masjid langsung dipersiapkan untuk waktu Shalat Jumat, jadi kami tidak bisa melihat ke dalam masjid :(

Masjid Gedhe Mataram masih berada di kompleks yang sama dengan Makam Raja-Raja Mataram, termasuk makam Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati. Kalau mau ke makam, dari depan masjid teman-teman bisa ambil jalan ke kiri, terus saja ke belakang nanti akan menemukan area makam yang sangat cantik, jauh dari kesan menyeramkan.

makam raja mataram kotagede
Pintu gerbang menuju makam raja-raja mataram

Baca juga Berburu Dekorasi Rumah dan Properti Foto di Pasar Beringharjo Yogyakarta

Kalau teman-teman tidak suka mengunjungi makam, dari halaman masjid pergi saja ke arah kanan lalu terus ke belakang sampai menemukan pintu gerbang keluar. Dari pintu gerbang itu lanjut berjalan lurus menuju rumah-rumah penduduk.

Nanti teman-teman akan menemukan tembok ijo yang juga merupakan ikonnya Kotagede. Sebenarnya tembok ini adalah bagian dari rumah warga, tapi karena unik akhirnya banyak yang berfoto di situ.

tembok ijo kotagede
Tembok ijo ikonnya Kotagede

Kalau teman-teman jeli, di sekitar Tembok Ijo juga banyak spot foto cantik seperti tembok dan jendela yang bisa jadi instagramable jika diambil dengan sudut tepat.

Salah satu jendela rumah warga

Cerita tentang Makam Raja-Raja Mataram akan berlanjut di tulisan berikutnya. Nggak cuma Makam Raja-Raja saja sih, akan ada juga cerita tentang Masjid Perak Kotagede, Pasar Legi, dan sudut-sudut gang kecil di sekitar Kotagede, tunggu yaa :)


Masjid Gedhe Mataram
Jl. Masjid Mataram, Sayangan, Jagalan
Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55192









27 komentar:

  1. Pernah ke Kotagede untuk penelitian pengrajin perak tapi enggak ngeh kalau ada masjid sekeren ini...bagus sekali ini ada nilai sejarahnya. Semoga lain kali bisa singgah juga saya

    BalasHapus
  2. Baru tahu saya Mbak. Tiap main ke Jogja saya nggak pernah main sampai sini. Unik juga ya masjidnya. Apalagi kental nilai budayanya.

    BalasHapus
  3. Boleh dicoba nih kapan2 ke yogya dalam rangka wisata religi. Kalau kuliner dan wisata lainnya kan udah biasa yaaa

    BalasHapus
  4. suamiku nih yang paling seneng wisata sejarah, aku juga sih, jadi kebawa suka dama wisata sejarah tuh. Jadi penasaran sm kotagede.

    BalasHapus
  5. Subhanallah.. masih terlihat sangat alami dan artistik ya mba.. walaupun tidak terlalu besar, tapi sejarahnya bagi umat muslim di negara sangat besar.. semoga suatu saat nanti aku juga bisa berkunjung kesana ya mba.. aamiin

    BalasHapus
  6. Gagal fokus ama style kecehnya mba Yoanna hehehe.

    Kayaknya saya belum pernah nih explore di sini, wajib banget di explore kalau ke Jogja.

    Btw sekilas kayak di Solo ya, saya waktu ke Solo setahunan kemaren keluyuran di sekitar Keraton Solo dan banyak banget spot-spot foto yang kece juga.

    Paling favorit sih jendela warga yang unik :D

    BalasHapus
  7. Kalau di Bandung dominan agama Islam jadi jarang deh liat keharmonisan dgn agama lain. Kalau di Kota Gede lebih kerasa yaa nuansa berbeda tetapi saling menghormati. Berdampingan dan rukun itu kuncinya.

    BalasHapus
  8. Mba, tembok ijo dan beberap ornamen unik di sekitarnya ksn bagian dari rumah warga yg masih dihuni ya? Apakah harus izin sebelumnya?

    BalasHapus
  9. Waah, ini masjid kenangan akuu, karena SMA aku di Jogja, tiap menjelang subuh selalu dengar adzan awal yang khas, kapan-kapan nostalgia ah

    BalasHapus
  10. Wahgelas asyik banget Travelling ke tempat bersejarah sembari foto-foto bangunan selain itu juga bisa belajar sejarah. Ini di Jogja yah kok baru tahu yah kudet banget aku tuh

    BalasHapus
  11. Ternyatan kanjeng sunan dari Surakarta pernah ikutan merenovasi masjid Mataram juga ya? Berarti ikatannya kuat sekali nih Yogya dengan Surakarta ;)

    Masjid Kotagede ini sejenis dengan Masjid Demak dan Masjid Kudus ya, aura percampuran Hindu dengan Islamnya terasa banget dari bentuk bangunannya. Bener nggak sih? ;) cmiiw

    BalasHapus
  12. Waduhhhh saya baru setaun sih di Jogja, rasanya bosen ke tempat wisata yg itu2 mulu. Malah baru tau skrg dari tulisan mbak ini kalau Ada peninggalan sejarah di Kotagede... Thanks bgt mbakkk. Fix weekend mau kesini hahaha

    BalasHapus
  13. Unik sekali bangunan mesjidnya ya penuh dengan ketoleransian, setiap spot2 di sana memberi makna dan pastinya kece buat difoto :)

    BalasHapus
  14. Masjid Gedhe Mataram KotaGede yang diulas di atas masih keliatan alami banget ya Mbak. Jadi pengen bisa jalan-jalan ke sana juga deh sekaligus berwisata sejarah .

    BalasHapus
  15. Walaupun tidak seperti desain masjid zaman sekarang, tetapi terlihats ekali kental dengan budaya. Sayangnya gak bisa masuk ke dalam pada saat ke sana, ya

    BalasHapus
  16. Wah, setiap ke Yogya bawaannya selalu ke Marlioboro atau Kraton doang, paling banter ke pasar beringharjo. Ternyata banyak wilayah yang belum pernah aku telusuri nih. Mudah2an suatu saat aku bisa menjejakkan kakiku juga di Masjid Gedhe Mataram yah mbak :))

    BalasHapus
  17. Salut sama kak Yoan yang konsisten menulis mengenai kota tempat tinggal.
    Aku mo nulis tentang Bandung, belum-belum kesampaian.
    Eh, ada diink...baru beberapa.

    Pingin yang mendalam risetnya kaya kak Yoan.
    Keren...keren.

    BalasHapus
  18. Aku pernah ke sini juga mbak bareng sama komunitas fotografer. Seru banget waktu itu menjelajahi masjid ini sambil belajar motret :D

    BalasHapus
  19. Kota Gedhe itu memang keren. Mutiaranya Jogja itu ya salah satunya Kota Gedhe. Cantik banget

    BalasHapus
  20. Beberapa kali.ke.jogja pasti mengunjungi situs2 sejarah terutama masjidnya...dan selalu menemukan cerita seru di baliknya hehe..

    BalasHapus
  21. Wah iya, lingkungannya masih kental budaya Hindunya. Padahal deket dengan masjid. Keren. Harusnya kita mencontoh dari lingkungan ini. Persatuan lebih penting di antara perbedaan.

    BalasHapus
  22. Alhamdulillah ya mba bisa wisata sejarah di sini. Jadi kepo aku buat ke sini. Belum pernah soalnya.

    BalasHapus
  23. Bagus ya mba.. dan juga sarat sejarah ya. Menarik untuk tau betapa rukunnya masyarakat Indonesia sejak dulu kala

    BalasHapus
  24. Mak Yo seneng sejarah ya? Aku baru ngeh ada sejarah Mataram Hindunya juga si sini. Kotagede memang mistis menurutku

    BalasHapus
  25. Kotagede ini salah satu daerah di Jogja yang belum banyak aku ubek-ubek, hehehe.. Kayaknya next time kalo ke Jogja harus sediain waktu khusus explore Kotagede, terutama ke Masjid Gedhe Mataram ini. Secara, aku suka banget ama sejarah.

    BalasHapus
  26. Awal April ini saya baru aja ke Yogya, cuma emang fokus ke kotanya aja. Lain waktu mau juga ah main ke Masjid Masjid Gedhe Mataram kalau ke Yogya lagi.

    BalasHapus
  27. Wahhh banyak belajar sejarah lagi di sini, jadi Flash back dengan materi yg diajarkan guru dulu. Semoga saja bisa berkunjung di Mataram 😊

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkomentar dengan baik ya temans, maaf sementara saya moderasi dulu :)