Kenali Bahaya Merkuri Pada Kulit, Yuk Akhiri Obsesi Berkulit Putih

webinar stop kosmetik bermerkuri

Halo teman-teman, semangat mengawali senin yaa.. Semoga semua kegiatan kita seminggu ke depan diberi kemudahan dan keberkahan. Hari ini saya mau ngobrolin tentang kesehatan kulit dan bahayanya kosmetik bermerkuri bagi kulit kita. Kebetulan saya sempat mengikuti Webinar "Stop Kosmetik Bermerkuri, Akhiri Obsesi Putih Dalam Sekejap, Bangga Dengan Warna Kulitmu" bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) pada hari jumat 23 Oktober 2020.


webinar stop kosmetik bermerkuri

Webinar yang merupakan rangkaian dari Cosme Talk ini menghadirkan beberapa public figure seperti Rayi RAN, Asmara Abigail dan Psikolog Analisa Widyaningrum. Untuk narasumber ahli, ada dr. Listya Paramita, Sp.KK serta Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si.

Sebelumnya saya mau tanya nih, menurut teman-teman definisi cantik itu seperti apa sih? Saya yakin jawabannya pasti beragam ya.. Itu karena setiap pribadi terlahir unik, begitu pun dengan selera sang penikmat kecantikan.


Sayangnya, meski banyak yang berpendapat bahwa fisik bukan segalanya untuk menjelaskan kecantikan, tapi nggak sedikit juga yang terjebak pada batas-batas diskriminatif fisik atas kecantikan.  Misalnya saja, masih banyak yang beranggapan perempuan cantik itu kalau memiliki kulit putih bersih dengan bentuk tubuh proporsional, akhirnya yang nggak berkulit putih pun merasa nggak cantik. 

Menurut Shafira Umm selaku host pada webinar kemarin, masih banyak stigma menyesatkan tentang kulit putih sebagai standar kecantikan di Indonesia. Stigma ini juga yang membuat Kak Shafira pernah tergoda untuk membuat kulitnya terlihat lebih putih dengan produk kosmetik yang belum jelas keamanannya. 

Padahal, seperti yang dijelaskan dr. Listya Paramita, Sp.KK, terang atau gelapnya warna kulit dipengaruhi oleh jumlah melanin di bawah permukaan kulit, semakin banyak melanin, semakin gelap kulit kita. 

webinar stop kosmetik bermerkuri

Melanin berfungsi melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet, jadi wajar saja kalau perempuan asli Indonesia berkulit sawo matang, namanya juga tinggal di negara tropis, kita punya jumlah melanin yang lebih banyak dibanding kulit perempuan Eropa atau Asia Timur. 

dr. Listya menyarankan agar perempuan menerima apapun warna kulitnya dan rawat dengan baik supaya terlihat cerah. Gunakan skincare yang tepat dan aman sesuai kondisi kulit, perbanyak makan buah dan sayur, sering minum air putih, dan perhatikan jam tidur.


Rayi RAN: Less Is More

Ternyata nggak semua laki-laki menilai kecantikan wanita dari fisiknya lho, Rayi Putra Rahadjo atau biasa disapa Rayi RAN lebih suka perempuan yang bisa mencintai dirinya sendiri dan merasa nyaman dengan kelebihan dan kekurangannya, apalagi kalau cerdas, pasti akan terlihat lebih seksi :) 


Asmara Abigail: Semua perempuan seharusnya merasa bahagia dengan dirinya sendiri. 

Sementara Asmara Abigail, seorang aktris film, aktris teater, penari, dan model berkulit sawo matang, punya pendapat lain soal stigma cantik itu putih, perempuan Indonesia seharusnya merasa bahagia dengan dirinya sendiri dan bisa memahami kalau cantik itu bukan putih namun kulit yang bersih dan sehat terawat. 

Ada yang menarik dari cerita Asmara Abigail saat Ia bersekolah di Italia, masyarakat negara itu banyak yang melakukan tanning untuk mendapatkan warna kulit kecoklatan, dan kulit yang berwarna gelap justru bisa jadi tolak ukur status ekonomi seseorang. Lho kok bisa? Karena makin berwarna kulit seseorang artinya orang itu sering liburan musim panas ke negara-negara tropis, bwahahaaa ada-ada aja nih orang Itali :)

Untuk merawat kulitnya, Asmara lebih menyukai skincare lokal berbahan organik seperti aneka jenis face oil. Asmara juga sangat mementingkan pemakaian sunscreen untuk menjaga kesehatan kulitnya. Nah, kalau yang ini saya setuju sekali, bagi saya sunscreen adalah salah satu produk perawatan kulit yang nggak boleh dilewatkan pemakaiannya setiap hari. 



Analisa Widyaningrum: Saatnya mengubah stigma cantik itu putih

Sementara menurut Psikolog Analisa Widyaningrum, lingkungan masyarakat termasuk keluarga berperan besar dalam pembentukan stigma bahwa kecantikan dipengaruhi oleh warna kulit. Stigma menyesatkan itu bisa mengakibatkan dampak negatif pada kondisi psikologis seorang perempuan. Perempuan yang terobsesi dengan kecantikan selalu dibayang-bayangi tuntutan untuk selalu tampil sempurna.

Akhirnya obsesi perempuan untuk selalu tampil cantik putih ini dimanfaatkan oleh produsen kosmetik yang nggak bertanggung jawab. Demi menghasilkan kulit putih secara instan mereka menggunakan bahan-bahan berbahaya, salah satunya Merkuri. 



Merkuri memiliki nama ilmiah raksa (Hg), adalah logam berat yang secara alami berada di alam, tersebar dalam batu-batuan, bahan tambang, dan tanah. Warnanya keperakan, mengkilap, dan tidak berbau. Zat ini bisa membahayakan kesehatan dan lingkungan jika penggunaannya tidak dikontrol dengan benar. 

Dalam industri kosmetik, merkuri terbagi atas dua bentuk, yaitu anorganik dan organik. Merkuri anorganik digunakan pada sabun dan krim pemutih kulit. Sementara imerkuri organik dipakai untuk produk pembersih riasan dan maskara.

Di Indonesia sendiri sudah ada Peraturan Badan POM No.23 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetik yang melarang penambahan Merkuri pada produk kosmetik. Meski begitu, Kepala BPOM RI, Dr. Penny K Lukito, MCP menyampaikan bahwa masih banyak temuan kasus kosmetik bermerkuri di Indonesia, tentu saja ini karena adanya demand produk pemutih kulit instan di pasaran akibat stigma cantik itu putih. 

Kenapa penggunaan Merkuri pada kosmetik dilarang? Karena dampak negatif nggak main-main lho temans.. 

Di tahap ringan Merkuri bisa menyebabkan iritasi kulit dan menimbulkan flek hitam. Pada temuan kasus yang lebih berat, Merkuri mengakibatkan kerusakan pada sistem syaraf, pencernaan, ginjal, fungsi otak, dan kanker kulit. Nah loh, rasanya kulit putih instan yang kita dapatkan nggak seimbang dengan dampak buruk akibat penggunaan Merkuri ini, ya kan? 

Jadi nggak masalah punya kulit coklat, yang penting tetap sehat, bersih, cerah, dan nggak kusam. Kulit sawo matang juga bisa terlihat glowing kok. Lihat saja Asmara Abigail, kulit sawo matangnya justru membuatnya telihat seksi. 

Yang perlu diingat, kulit cerah nggak mesti putih, untuk mendapatkan kulit cerah rajin-rajin lah membersihkan wajah dan pakai produk pencerah wajah yang aman seperti Niacinamide (Vit. B3), dan Vit. C. 

Untuk produk makeup, pilih warna yang sesuai dengan warna kulit ketimbang berusaha membuatnya terlihat lebih putih, warna riasan yang sesuai dengan tone asli kulit justru bisa membuat riasan  terlihat natural dan glowing. 

Yuk hentikan obsesi memiliki kulit putih dalam sekejap, bangga dengan warna kulit kita, dan jangan lupa untuk selalu bersyukur :) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkomentar dengan baik ya temans, maaf sementara saya moderasi dulu :)